Jumat, 23 September 2011


MEMBUDAYAKAN MEMBACA, MENULIS DAN BERDISKUSI

Mengapa Harus Membaca?
“Bacalah, Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang telah menciptakan, yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Maha Mulia, yang mengajarkan kepada manusia dengan perantaraan qalam (tulisan; al-Qur’an), mengajarkan kepada manusia apa saja yang belum diketahuinya.” (QS Al alaq 1-5)
Ayat diatas merupakan wahyu yang pertama kali yang diturunkan Allah kepada Rosulullah SAW melalui malaikat jibril yang merupakan perintah membaca dan menulis. Kata membaca berasal dari bahasa arab “qara’a” yang pada mulanya bermakna ‘menghimpun’. Dalam kamus, qara’a dapat bermakna ‘menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu’. Kata iqra’ (‘bacalah’) dalam ayat tersebut tidak menyebutkan objek bacaan secara khusus. Oleh karena tidak disebutkan objeknya secara khusus, dapat dimaknai bahwa objek kata tersebut bersifat umum. Membaca disini mempunyai pengertian yang luas, yang tidak hanya membaca buku bacaan tetapi membaca apa saja yang ada di depan mata kita, yang ada di sekitar diri kita, yang ada pada penciptaan diri kita, yang tak terlihat sekalipun oleh mata kita, dan semuanya.
Membaca merupakan sarana untuk menggali ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan itu merupakan kebutuhan bagi kita bahkan bagi umat islam mencari ilmu pengetahuan merupajan sebuah kewajiban sebagaimana sabda Rosulullah SAW “ Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah”. Mencari ilmu tidak hanya melalui pendidikan formal atau non formal namun ilmu itu bisa kita dapatkan melalui membaca.
Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, “La Tahzan” mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai berikut:
Ø  Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
Ø  Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
Ø  Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
Ø  Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
Ø  Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
Ø  Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
Ø  Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
Ø  Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
Ø  Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
Ø  Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

Lantas mengapa kita harus menulis??
Dalam surat al Alaq ayat 4 disebutkan “Alladzii ‘allama bilqalam” ‘yang mengajar manusia dengan pena’. “Allamal insaana maa lam ya’lam” ‘yang mengajar manusia apa yang belum diketahui (manusia)’ (ayat 5). Pada kedua ayat ini, dapat dipahami bahwa Allah mengajarkan dengan pena, mengajarkan tulisan, mengajari manusia tentang hal-hal yang telah diketahui sebelumnya dan Allah pun mengajari manusia, tanpa pena, apa yang belum manusia ketahui sebelumnya.
Allah mengajari manusia dengan pena, itu berarti perintah yang komperhensif juga untuk membaca (tulisan) dan menulis (tulisan). Mengajari manusia dengan pena adalah mengajari menulis. Perintah membaca disertai pula perintah untuk menulis. Objek menulisnya juga sama dengan objek membaca: alam semesta, diri sendiri, yang sudah dituliskan, maupun yang belum dituliskan. Perintah itu adalah juga perintah aktif-produktif menghasilkan tulisan, bukan hanya perintah aktif-reseptif membaca. Jika hanya dimaknai perintah membaca tulisan, pemaknaan itu terlalu sempit, yakni umat Islam hanya diperintah mengkonsumsi bacaan (orang lain).
Menulis merupakan salah satu cara menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan dengan maksud idea tau gagasan kita dapat dikonsumsi oleh orang lain. Apa yang kita fahami, apa yang kita tangkap melalui membaca hendaknya kita tuangkan ide/gagasan tersebut dalam sebuah tulisan. Namun kita sadari kelemahan kita adalah menuangkan ide tersebut dalam bentuk tulisan oleh sebab itu kiranya membudayakan menulis. Hal ini bisa dimulai dengan menulis cerita pendek atau menulis cerita mengenai diri sendiri sebelum kita menulis sebuah karya ilmiah. Selain membudayakan menulis perlu kiranya kita sering membaca tulisan orang lain untuk melihat gaya bahasa/selingkung yang digunakan. 

Perintah untuk Berdiskusi
“…….. Wasyaawirhum fil Amri” dan bermusyawarahlah dalam setiap urusan. Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu bermusyawarah untuk setiap urusan. Diskusi disini dapat diartikan musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam menyikapi sesuatu kita mempunyai persepsi yang berbeda-beda, mungkin kita hanya menyikapi dari satu sisi saja. Persepsi yang berbeda itulah yang akan mengakibatkan penyikapan kita terhadap sesuatu akan berbeda pula. Oleh karenanya alangkah baiknya kita meminta pendapat (diskusi) dalam menyikapi sesuatu hal. Dengan berdiskusi akan menambah wawasan kita karna adanya ide-ide baru yang sebelumnya belum kita ketahui.
Oleh:
Ahmad Ajib RIdlwan
Staf Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Unesa
Kritik dan saran:sabilibnu@ymail.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar